Breaking News

Misteri Sesar Aktif di Laut Jawa yang Jadi Dalang Gempa Bawean

 


Jakarta, detiknews.web.id - Rentetan gempa yang mengguncang Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3), dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan di Laut Jawa.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap rentetan gempa itu disebabkan oleh sesar lokal di Laut Jawa.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter, dua gempa bumi yang terjadi jenis kerak dangkal atau kita kenal shallow crust earth quake akibat aktivitas sesar aktif di dasar Laut Jawa," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (22/3) malam.

"Hasil mekanisme sumber atau bentuk patahan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau mendatar atau disebut strike-slip fault," lanjut dia.

Kemudian, gempa kedua gempa terjadi pada pukul 15.52 WIB dengan kekuatan M 6,5, kedalaman 12 km dan episenter 5,92 LS - 112,35 BT. Lokasi tepatnya di laut, 35 km arah barat Pulau Bawean.

Berdasarkan hasil monitor BMKG, hingga Jumat malam pukul 20.00 WIB, telah terjadi 64 kali aktivitas gempa dengan magnitudo M 2,7 hingga M 6,5.

Meski pusat gempa berada di dasar laut, Daryono memastikan "gempa tersebut tidak berpotensi tsunami".

Ia juga mengaku kaget dengan gempa tersebut lantaran terjadi di kawasan dengan kondisi sesar yang belum terpetakan oleh BMKG.

"Tentu saja ini sebuah kejadian luar biasa. Di mana, sesarnya belum terpetakan dengan kredibel," ucapnya

Senada, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga belum mengungkap nama sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di Laut Jawa dekat dengan Tuban, Jawa Timur, Jumat (22/3).

PVMBG menjelaskan gempa tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di Laut Jawa berdasarkan lokasi pusat, kedalaman, data mekanisme sumber gempa dari BMKG.

"Berdasarkan pola struktur geologi Pulau Jawa diperkirakan terdapat sesar berarah relatif timur laut-barat daya yang merupakan Pola Meratus," demikian keterangan PVMBG, Jumat (22/3).

"Sesar pola meratus itu merupakan sesar tersier (pratersier hingga tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi," tambahnya.

PVMBG menjelaskan wilayah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Wilayah tersebut pada umumnya merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya.

Merujuk data Badan Geologi pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo, Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur Tersier (terdiri dari batu pasir dan batu gamping) dan dominan endapan Kuarter (terdiri dari batuan rombakan gunung api mudan dan endapan aluvial pantai).

PVMBG melanjutkan sebagian batuan berumur Tersier tersebut telah mengalami pelapukan.

Endapan Kuarter dan batuan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

"Selain itu morfologi perbukitan yang tertutup oleh batuan berumur yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah/longsoran apabila dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi di daerah ini," tulis PVMBG.

PVMBG mengimbau agar masyarakat tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.

Namun, masyarakat juga diminta agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang kekuatannya lebih kecil.

"Pulau Bawean dan daerah pantai utara Provinsi Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi, oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural," kata PVMBG.

Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.(red,R)

© Copyright 2022 - detiknews
https://www.detiknews.web.id/p/box-redaksi.html