Bandung, detiknews.web.id - Realisasi Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya masih terus dinanti-nanti. Seperti diketahui, saat ini Trans Metro Pasundan (TMP) yang telah mengaspal, menjadi cikal bakal BRT Bandung Raya.
Namun dari data Laporan Kajian Rasio Pengguna Kendaraan Pribadi vs Kendaraan Umum Tahun 2023 oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, diketahui moda transportasi yang paling banyak digunakan warga Kota Bandung masih didominasi kendaraan pribadi.
"Seperti sepeda motor 73,34% dan mobil penumpang 16,82%, sisanya merupakan kendaraan umum seperti angkot, bus, angkutan travel. Penyebab tingginya penggunaan moda pribadi disebabkan beberapa faktor, salah satunya dari survei kami itu akibat tidak adanya kepastian waktu datang dan pergi jika menggunakan kendaraan umum," kata Kepala Bidang (Kabid) Angkutan dan Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub Kota Bandung, Asep Kurnia pada detikJabar, Sabtu (20/4/2024).
Selain itu, kata Asep, warga lebih memilih kendaraan pribadi atau angkutan online karena tidak perlu berpindah moda. Pelayanan kendaraan umum juga diakuinya belum menjangkau optimal seluruh area Kota Bandung secara merata, contohnya untuk wilayah Gedebage dan Bandung Timur.
"Kemudian tingginya pergerakan komuter Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi) belum difasilitasi oleh moda angkutan massal yang terintegrasi. Warga memilih kendaraan pribadi khususnya sepeda motor," lanjutnya
Asep mengatakan, dalam perencanannya, BRT Bandung Raya sebagian besar akan dioperasikan menggunakan bus listrik dan akan dioperasikan secara bertahap. Namun sampai akhir tahun 2023 lalu, BRT masih dalam proses detail engineering design (DED).
"Sistemnya akan seperti Jaklingko di Jakarta. Kemudian angkutan feeder ini akan mengumpan pada rute-rute trunk line yang diisi oleh Bus atau BRT Bandung Raya, menerapkan sistem BTS atau Buy the Service. Sampai sekarang masih DED," ucapnya.
Sementara itu, stagnannya kelanjutan BRT juga disampaikan oleh Plt Kepala Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara. Ia mengiyakan jika jalur BRT terbagi menjadi semi dedicated lane (jalur khusus) atau mixed traffic, namun soal detailnya ia belum banyak bicara.
"Iya (sudah banyak rapat), itu (dedicated atau mixed) nanti kita bikin kajian dulu kan. Masalah itu nanti belum fix bagaimana BRT. Itu kan Kota Bandung hanya penerima manfaat saja," kata Asep.
Pemkot Bandung Bakal Adakan Friday Car Free
Meskipun begitu, Asep menjanjikan di bulan Mei ini akan ada upaya percobaan mengurangi kendaraan pribadi dengan Friday Car Free, yang sebelumnya sudah diterapkan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Sekedar diketahui, Pemprov Jawa Barat resmi memberlakukan larangan membawa kendaraan bagi pegawai Gedung Sate atau Friday Car Free pada Jumat (22/3/2024) lalu.
"Cuma BRT itu saya uji coba di Friday Car Free dulu yang bersinggungan. Misalnya yang datang ke Balai Kota gunakan angkutan mana aja, ada TMP kan dari Baleendah yang lewat ke BEC, lewat sini," katanya.
"Namanya BRT itu adalah angkutan penumpang umum untuk meminimalisir kemacetan, semua nanti akan nulai beralih. Selain kemacetan, untuk penghematan bahan bakar, optimalisasi supaya tidak terjadi emisi gas buang, dan polusi," imbuh Asep.
Ia menegaskan di pertengahan bulan Mei, rencananya semua pegawai di Balai Kota tidak boleh membawa kendaraan.
"Saya lagi bikin kajian. Mudah-mudahan di pertengahan Mei mungkin minggu pertama dan minggu ketiga untuk percobaan. Jadi semua misalnya rombongan, dari timur ngumpulnya di Bapenda atau ngumpulnya di Antapani. Nanti kita bareng-bareng pakai bis, tidak pakai mobil," tutur Asep.
"Jadi tidak ada parkiran kendaraan di Balai Kota. Jadi dicoba lah biar kita ini enak, karena udara di Bandung beda dengan udara di tempat saya di pegunungan," lanjut dia.
Sekedar informasi, sejak pertengahan 2023 Pemkot Bandung tengah melakukan beberapa pembenahan untuk implementasi BRT. Seperti penertiban parking on street, fasilitas pejalan kaki, pedagang kaki lima, pertokoan, dan pasar di sepanjang koridor.
Rencana selanjutnya yakni menyiapkan infrastruktur BRT seperti jalur khusus, shelter, dan sarana pendukung lainnya. Rencananya, sebanyak 450 bus yang akan beroperasi. Dalam sehari, estimasi penumpang yang bisa ditampung BRT sebanyak 238.277 orang.
"Sebenarnya kita akan uji coba juga untuk operasional lebih cepat di tahun 2025, tapi itu baru 50% dulu. Lalu tahun 2026 kita coba 70%. Di tahun 2027 harapannya sudah bisa 100%," ujar Kepala Bidang Perkeretaapian dan Pengembangan Transportasi Dishub Jawa Barat, Dhani Gumelar, Juli 2023 lalu.
Berikut 20 jalur yang akan dilintasi BRT tahun 2026:
1. Kebon Kalapa - Cibiru PP
2. Kebon Kalapa - Ledeng PP
3. Leuwipanjang - Dago PP
4. Leuwipanjang- Dago (via Dipatiukur) PP
5. Elang - Riau PP
6. Padjajaran - Antapani PP
7. Cibaduyut - Alun-alun PP
8. Stasiun Padalarang - Alun-alun PP
9. Stasiun Cimahi- Cicaheum PP
10. Ledeng- Terminal Antapani PP
11. Leuwipanjang-Tegalluar PP
12. Stasiun Hall- Tegalluar PP
13. Leuwipanjang-Soreang PP
14. Leuwipanjang - Jatinangor PP
15. Baleendah - Leuwipanjang PP
16. BEC- Baleendah PP
17. Sarijadi -Antapani PP
18. Lembang - Ledeng (Ext) PP
19. KBP - Stasiun Padalarang PP
20. Baleendah- Banjaran (Ext) PP
(red.alz)
Social Header