Salah seorang petani bawang merah, Sugeng (41) menjelaskan, kenaikan harga bawang terjadi dalam waktu hitungan hari. Sugeng yang memiliki dua hektare lahan ini sudah panen beberapa hari lalu.
Pada panen pertama, Sugeng menjual hasil panennya seharga Rp 45 ribu per kilogram. Kemudian beberapa hari berikut, dia menjual hasil panennya sekitar Rp 47 ribu per kilogram atau naik Rp 2 ribu.
"Sekarang sudah naik lagi mencapai Rp 50 ribu per kilo di petani. Beberapa hari kemarin panen dua kali harganya Rp 45 ribu sama Rp 47 ribu," terang Sugeng saat ditemui di gudang bawang merah Desa Klampok, Wanasari, Brebes, Rabu (17/4/2024).
Sugeng menduga mahalnya harga bawang merah ini karena minimnya pasokan di pasar. Dia menyebut saat ini jarang ada petani yang panen bawang merah.
"Penyebabnya karena sekarang pasokan sedikit, jarang yang panen," kata Sugeng.
Stok Minim gegara Banjir
Sementara itu, Ketua ABMI Dian Alex Chandra mengatakan kenaikan harga disebabkan dampak banjir di Jawa beberapa waktu lalu. Lahan bawang terdampak banjir kemarin mencapai 7.500 hektare, dan 2.500 hektare di antaranya puso gagal panen.
"Tanam kena banjir kemarin rata-rata baru umur satu bulan dan harusnya saat ini panen untuk hadapi Lebaran, karena gagal panen stok kosong maka mahal. Kemudian cuaca ekstrem ada panas ada hujan maka mempengaruhi produksinya," kata Alex.
Alex mengungkap kenaikan harga bawang merah terjadi sejak H-10 Lebaran. Saat itu harga bawang di kisaran Rp 17-20 ribu per kilogram.
"Kenaikan sejak H-10 Lebaran. Sebelumnya dari awal puasa sampai pertengahan puasa itu bawang landai, bahkan cenderung murah. di Pasar Induk Kramat Djati Jakarta harga tertinggi 18 ribu, di tingkat petani di Brebes Rp 15 ribu per kilo," jelasnya.
Alex menyebut pada H-10 Lebaran harga bawang melonjak drastis. Di tingkat petani harga belinya mencapai Rp 25 ribu per kilogramnya bahkan sempat menyentuh harga Rp 70 ribu per kilogram pada H+2 Lebaran.
"H-10 Lebaran kelihatan sekali naiknya dari Rp 17 ribu naik di angka Rp 25 ribu. Tertinggi pada H-3, Rp 70 ribu per kilo di Kramat Djati. Sampai H+2 juga masih bertahan Rp 70 ribu," rinci Alex.
Meski begitu, harga bawang merah perlahan turun hingga saat ini mencapai Rp 50 ribu per kilogram. Salah satu faktornya karena adanya pengiriman bawang merah dari Ditjen Hortikultura Kementan melalui Champion Bawang Merah Indonesia, untuk menstabilkan harga. Rencananya akan dipasok 6.000 ton ke Pasar Induk Kramat Djati.
"Champion Bawang Merah mengirim ke Kramat Djati untuk menstabilkan harga. Saat ini sudah dijalankan sejumlah 1.000 ton untuk mensupport dari H-7 Lebaran dan akan terus sampai H+10 Lebaran," jelas dia.
ABMI memperkirakan, harga bawang merah akan makin turun sampai minggu pertama bulan Mei mendatang. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut akan memasuki masa panen di berbagai daerah.
(red.alz)
Social Header