JAWA TIMUR, rakyatindonesia.com – Kolaborasi strategis dilakukan UNICEF, UNUSA dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi kurang dan gizi buruk (wasting)
Mereka merangkul organisasi berbasis agama dengan menggelar roadshow “Ayo Cegah dan Obati Wasting Biar Gak Stunting”, Rabu (15/5/2024)
Bekerja sama dengan Universitas Nahdatul Ulama (UNUSA) Surabaya dan organisasi wanita di lingkup Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Jawa Timur melibatkan 101 Ning dari organisasi wanita di lingkup Fatayat NU Provinsi Jawa Timur. Para pemuka agama dan masyarakat itu menjadi pelopor pencegahan, deteksi dini dan rujukan kasus Wasting pada anak balita.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan angka prevalensi stunting di Indonesia bertahan di angka 21.5%, sedangkan prevalensi wasting mengalami kenaikan dari 7,7% ditahun 2022 menjadi 8,5% ditahun 2023.
Berita baiknya, prevalensi wasting di Provinsi Jawa Timur mengalami sedikit penurunan dari 9,2% pada tahun 2019 menjadi 7,2% pada tahun 2022 (SSGBI 2019 & 2022). Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya dalam mempercepat penurunan angka stunting.
Salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi melalui SK Gubernur Jawa Timur No 188/977/KPTS/013/2022. Diketuai oleh Sekretaris Daerah Provinsi, tim ini menjadi penggerak untuk melakukan koordinasi, memastikan kebijakan program penurunan stunting menjadi program prioritas diseluruh dinas dan 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.
Penilaian pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi juga sudah dilakukan sejak tahun 2020 untuk memantau pencapaian pelaksanaan program yang berkontribusi kuat terhadap penurunan angka stunting di Provinsi Jawa Timur
Target utama kegiatan roadshow ini adalah para santri, guru dan pengasuh pesantren serta melibatkan pemerintah daerah Jawa Timur yang meliputi Dinas Kesehatan serta jajaran instransi terkait lainnya (PKK, DP2AKB, BKKBN), Organisasi Wanita di jajaran Nahdlatul Ulama, dan perwakilan dari Kementerian Kesehatan RI. Acara roadshow ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang wasting atau kekurangan gizi akut yang meliputi gizi kurang dan gizi buruk dan meningkatkan partisipasi aktif anggota masyarakat khususnya dari organisasi berbasis agama, untuk berperan aktif dalam deteksi dini dan rujukan tepat waktu bagi anak-anak yang menderita wasting.
Acara ini akan menjangkau berbagai lapisan masyarakat dengan fokus pada ibu, pengasuh, dan keluarga. UNICEF percaya bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan organisasi berbasis agama dan organisasi wanita lingkup organisasi agama, seperti Muslimat dan Fatayat NU.
”UNICEF percaya slogan anak-anak muda terkini, colabs or collapse, berkolaborasi atau gagal. Kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan organisasi berbasis agama dan organisasi wanita sangat penting untuk cegah dan deteksi dini wasting, salah satu bentuk kekurangan gizi pada anak balita yang sangat berbahaya,” terang Chief Field Office UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara.
Selain menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan lomba khotbah da’i cilik, roadhow ”Ayo Cegah dan Obati Wasting Biar Ga Stunting” juga akan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) untuk deteksi dini wasting secara serentak dengan melibatkan lebih dari 1000 balita se provinsi Jawa Timur.
Pengukuran LiLA Balita secara serentak ini bertujuan untuk menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat termasuk pengasuh untuk dapat berperan aktif dalam melakukan deteksi dini wasting pada anak balita menggunakan alat sederhana, pita LiLA dirumah.
Selain itu, akan diadakan lomba khotbah tausiyah da’i cilik melibatakan murid Raudhatul Atfal (RA) dan Bustanal Athfal (BA) di provinsi Jawa Timur dengan tema ”Gema Da’i Cilik: Generasi Bebas Wasting.
“Butuh satu negara untuk membesarkan anak-anak Indonesia yang luar biasa. Keterlibatan 101 Ning dari organisasi wanita lingkup Fatayat NU Provinsi Jawa Timur, kita membangun fondasi yang kuat bersama-sama tentang pentingya pencegahan dan deteksi dini wasting,” kata Arie.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen mengatasi masalah kekurangan gizi dengan target menurunkan prevalensi stunting dan wasting atau gizi kurang dan gizi buruk. Pemerintah memperluas layanan tata laksana wasting keseluruh pelosok, seperti yang dituangkan dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting tahun 2017.
Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi/Integrated Management of Acute Malnutrition (PGBT/IMAM) – pendekatan berbasis bukti untuk pencegahan dan tata laksana wasting pada anak balita telah dilaksanakan secara nasional di semua provinsi sebagai salah satu intervensi gizi spesifik untuk mempercepat upaya pencegahan stunting.(red.R)
Social Header