BLITAR, detiknews.com - Ritual manten tebu menandai mulainya musim giling tahun 2024 di pabrik gula (PG) PT Rejoso Manis Indo (RMI), Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.
Dalam ritual tersebut, mereka menikahkan dua batang tebu sebelum dimasukan ke dalam penggilingan. Ritual juga merupakan simbol untuk mengeratkan kembali hubungan antara pabrik dan petani tebu.
Factory Manager PG Rejoso Manis Indo, Heri Widarmanto mengatakan di musim giling tebu 2024 mereka mentargetkan giling tebu sebanyak 1,1 juta ton. Target penerimaan tebu tahun ini menyusut dibandingkan dengan target tahun lalu (2023) yang mencapai angka 1,25 juta ton.
“Pada Tahun 2023, RMI hanya mendapatkan 1,17 juta ton karena dampak iklim el nino yang menyebabkan terjadinya kekeringan, gangguan musim tanam, penurunan kualitas tanaman, dan ketidakstabilan pasar sehingga mempengaruhi jumlah tebu yang didapat,” ujarnya, Kamis (16/05/2024)
Meskipun di tahun 2023, RMI tidak mencapai target jumlah penerimaan tebu nilai rata – rata, namun mereka menduduki peringkat kedua randemen tertinggi di Pulau Jawa. Randemen tebu di PG RMI mencapai 8,25% dengan hasil produksi sebanyak 97.143 ton gula Kristal putih.
“Dengan nilai randemen sebesar 8,25% ini, PG RMI menduduki peringkat kedua randemen tertinggi di Pulau Jawa,” imbuhnya.
Tahun 2024 ini, PG RMI menargetkan angka randemen sebesar 8,20 % dengan target produksi gula sebanyak 90.170 ton gula kristal putih.
Dengan penetapan target dari perusahaan, pihaknya berharap bisa memenuhi target pendapatan tebu, jumlah randemen serta hasil produksi.
“Terlebih lagi adanya sinergi dari berbagai pihak. Manajemen juga sudah membuat beragam kebijakan seperti tebu yang harus bersih, sehingga meminimalkan kehilangan gula saat proses memasak, serta efisiensi pabrik,” pungkasnya.(red.R)
Social Header